Kamis, 13 September 2007

Parade Pemanasan Global

Kali ini aku berjalan diantara debu jalanan, namun langkahku terus melaju. Ya panasnya Jakarta memang bisa membuat cacing sekuat apapun menggeliat dan kemudian mati. Namun, nampaknya sepatu bootku sudah terbiasa dengan hal tersebut. Richard Hell (nama sepatu bootku red.) memang orang yang supel. Karena Hell memang panas bukan?!.

Dan kini aku berada di tengah – tengah raksasa – raksasa beton yang menjulang tinggi. Panas matahari terasa semakin menusuk kulitku. Tampaknya atmosfer bumi sudah tak mampu lagi melakukan sensornya dengan benar atau malah dia sudah terlalu capek dan memutuskan untuk berlibur ke Hawaii dan membiarkan umat manusia kepanasan. Yah, kini atmosfer yang sudah sedemikian usang salah satu penyebabnya adalah polusi. Aku serasa hidup di negara polusi. Bukan oksigen lagi yang kuhirup namun asap pembuangan kendaraan bermotor yang akrab kuhirup sehari – hari.

Dan hey! Kemana perginya semua pohon rindang yang dulu selalu setia mengantri menjadi tameng dari ganasnya sinar ultraviolet itu?? Tapi sekarang bukan lagi sederetan pohon rindang yang menaungiku, melainkan sebuah raksasa beton bernama fly-over. Tak ada yang dapat kulakukan sebagai bentuk protesku selain sebuah coretan graffiti yang kubuat minggu lalu di salah satu badan fly-over tersebut. “What The Fuck They Doin’ With The Trees!!!”. Lalu aku menyetop sebuah kereta beronderdil bernama metro mini. Aku ada janji bersama kawan – kawan. Bye – Bye ­raksasa beton…..

Yah, ilustrasi diatas merupakan sebuah ilustrasi kecil tentang sudah sedemikian parahnya kondisi bumi kita satu – satunya karena pemanasan global dan efek rumah kaca serta beberapa hal menyebalkan lainnya. Ilustrasi yang mungkin membuat Al Gore (mantan wapres AS, penulis buku “An Incovenient Truth”) tertawa terbahak – bahak dari dalam kuburnya melihat ketololan manusia. “Sudah kuperingatkan sebelumnya, kan?!”. Benar sekali, ketololan manusia yang telah menyebabkan bumi kita satu – satunya ini makin menderita. Namun, kepada siapa lagi harus kuajukan petisi – petisi tanda protesku? Kepada siapa lagi harus kuacungkan jari tengahku? Kepada setiap orang yang kutemui di jalanan?. Ah, lupakan saja!.

Efek rumah kaca memang memegang peranan penting dalam pemanasan global yang melanda bumiku ini. Sebenarnya dalam menjelaskan secara rinci tentang apa dan bagaimana efek rumah kaca terjadi aku belum semahir Pak Al Gore si mantan wapres Amrik itu. Tapi akan kucoba. Jadi, gambaran kasarnya seperti ini, panas matahari yang masuk ke bumi melalui proses radiasi melewati lapisan atmosfer bumi. Namun dalam proses tersebut tidak semua panas matahari yang dipancarkan dapat melalui lapisan atmosfer, karena sebagian lainnya harus dipantulkan kembali oleh atmosfer. Dan radiasi matahari yang berhasil melewati atmosfer bumi juga harus melalui lapisan ozon (O3) untuk melakukan sensor terakhirnya terhadap sinar ultraviolet yang dibawa oleh si radiasi matahari itu. Normalnya, setelah melalui proses tersebut radiasi matahari sebagian terserap oleh bumi dan sebagian lainnya dipantulkan kembali oleh bumi dan dilanjutkan oleh atmosfer.

Akan tetapi yang terjadi belakangan ini ialah panas matahari yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke langit bebas itu terhalang Gas Rumah Kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi oleh si GRK untuk memanaskan bumi dan menyebabkan suhu di permukaan bumi dan troposfer meningkat. Sehingga kita bagaikan hidup di dalam sebuah oven raksasa yang siap memanggang apa saja yang ada di dalamnya. Huh!

Sekilas tentang Gas Rumah Kaca. Gas Rumah Kaca merupakan sekumpulan gas yang menguap ke udara dan membentuk semacam tameng yang dapat memantulkan panas matahari yang dipantulkan bumi. Terbentuknya GRK dapat disebabkan beberapa hal, misalnya, CFC (Cloro Fluoro Carbon) –bener gak tulisannya??- yang diproduksi oleh Freon AC, kulkas, dan beberapa alat pendingin lainnya, Styrofoam pembungkus makanan, gas buangan kendaraan bermotor yang bernama polusi brengsek itu, dan limbah gas pabrik – pabrik. Efek lain dari si GRK itu adalah perusakan lapisan ozon, sehingga lapisan ozon bolong dan membiarkan sinar ultraviolet sialan itu menembus permukaan bumi. Dan parahnya lagi ternyata sinar ultraviolet tersebut bila berinteraksi dengan manusia dalam waktu lama dapat menyebabkan Kanker Kulit.

Hal lain yang bisa menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca adalah raksasa – raksasa beton yang dilapisi dinding – dinding kaca dan penebangan hutan secara besar – besaran. Kedua hal tersebut memiliki peranan dalam mengurangi intensitas panas bumi yang bisa terserap di permukaan bumi.

Dan akibat Efek Rumah Kaca itu adalah terjadinya Global Warming (Pemanasan Global) yang menyebabkan bumi terpanggang. Dan akibat yang lebih buruk lagi adalah mencairnya es di Antartika yang telah diramalkan beberapa ilmuwan dapat menaikkan permukaan laut. Sehingga bukan tidak mungkin kejadian seperti banjir Nabi Nuh yang pernah menenggelamkan seluruh dunia itu dapat terjadi kembali.

Hey! Bukankah semua hal bodoh diatas itu akibat dari kerjaan manusia??!! Aaah….Tai semuanya…!!!![istiqlalreza.]

Last Words: “We must say sorry to the dying Earth!!”
NB: Correct me if I’m wrong.

Tidak ada komentar: